Padang, Humas- MTsN 4 Kota Padang kembali laksanakan Upacara Bendera rutin setiap Senin (29/01/2024) sebagai wujud cinta tanah air. Upacara yang dilaksanakan dengan khidmat dan tertib tersebut dipimpin oleh Kadirun, S.Pd.I. Pria yang dikenal bersahaja ini akan memasuki masa purnabakti pada bulan Februari 2024. Diberi kepercayaan sebagai Pembina Upacara, beliau memberikan beberapa amanat penting bagi seluruh warga madrasah yang mengikuti upacara bendera. Terima kasih juga tak lupa diucapkan kepada pelaksana upacara yakni kelas 8.8 dengan walas Riza Sriyanti. Pelaksanaan upacara yang dipimpin oleh Farhan, Nila, dkk telah dilaksanakan dengan baik.
"Marilah kita selalu bersyukur atas segala nikmat Allah sehingga kita masih diberikan nikmat hidup sampai saat ini. Nikmat hidup yang kita dapat saat ini membuat kita dapat kembali merenung dan mengambil hikmah dari peristiwa penting di bulan Rajab. Peristiwa penting yang akan kita peringati, tepatnya tanggal 27 Rajab adalah peristiwa Isra Mikraj. Terdapat tiga pesan penting dalam peristiwa bersejarah bagi umat muslim ini untuk kita pedomani," tutur Kadirun.
Kadirun mengungkapkan tiga hal penting yang seharusnya dapat dipedomani oleh kita semua,"Nabi Muhammad sebelum melakukan Isra Mikraj, hati dan jiwa beliau dibersihkan, disucikan oleh Allah Swt. Apa makna yang dapat kita ambil? Pertama, Jiwa dan hati yang bersih merupakan kunci untuk membedakan yang baik dan buruk. Kedua, ketika Nabi naik ke lapisan langit, setiap nabi penjaga lapisan langit tidak ada yang sombong dan angkuh. Apa maknanya? Supaya kita manusia, walaupun memiliki berbagai kelebihan, jangan pernah sombong dengan segala kelebihan itu. Ketiga, persitiwa Isra Mikraj adalah peristiwa ketika Allah menyuruh umat muslim untuk sholat. Apa guna sholat? Guna sholat adalah mengubah karakter. Allah mengetahui isi hati setiap kita. Allah menilai semua niat baik yang ada di hati kita," tegas Kadirun.
Di penghujung amanatnya, Kadirun kembali mengingatkan supaya lebih menjaga hati dan jiwa. Tetaplah berniat baik dalam segala hal karena Allah selalu menilai niat baik dari hati seseorang, bukan dari kedudukan, status sosial, ataupun kekuasaannya di dunia. (Syelli)
